TUGAS
UAS STRATEGI PROMOSI KESEHATAN
1.
Analisis masalah dampak menikah usia
muda dan HIV/AIDS bagi masa depan remaja dan negara ?
2.
Analisis program-program pemerintah
dalam mengatasi masalah remaja di indonesia khususnya maluku utara ?
3.
Dari faktor-faktor perilaku berisiko
pada remaja khususnya perilaku seks pranikah
dan narkoba, sebagai seorang promosi kesehatan masukan/ide apa yang anda
ajukan unntuk dapat mengatasi masalah perilaku seks pranikah dan narkoba dari
sisi ;
a.
Advokasi
b.
Kemitraan
c.
Memperkuat gerakan masyarakat
d.
Keterampilan individu
4.
Daftar Pustaka
1. Dampak
menikah usia muda dan HIV/AIDS bagi masa depan remaja dan negara. Dari analisis kesehatan menunjukan
bahwa 41,9% wanita telah menikah pada
usia 15-19 tahun.
Sebuah pernikahan yang dilakukan oleh mereka yang berusia di bawah usia yang
dibolehkan untuk menikah dalam Undang-Undang Perkawinan nomor 1 tahun 1974,
yaitu minimal 16 tahun untuk perempuan dan 19 tahun untuk laki-laki.
Undang-undang negara kita telah mengatur batas usia
perkawinan. Dalam Undang-undang Perkawinan bab II pasal 7 ayat 1 disebutkan
bahwa perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria mencapai umur 19 (sembilan
belas) tahun dan pihak perempuan sudah mencapai umur 16 (enam belas tahun)
tahun.
Pernikahan usia muda
pada kalangan remaja, akhir-akhir ini terjadi. Hal itu disebabkan oleh berbagai
alasan. Realita yang sering kita temui, penyebab pernikahan di usia muda kusus remaja adalah
karena kecelakaan. Dan tanpa
kita sadari ada banyak dampak dari pernikahan usia muda. Ada yang berdampak
bagi kesehatan, adapula yang berdampak bagi psikis dan kehidupan keluarga
remaja. Seperti, Dampak
biologis, Dampak Psikologis, Dampak sosial.
Di harapkan peran orang tua dan keluarga agar lebih berperan penting dalam
pertumbuhan si anak tersebut karena masa remaja adalah masa yang lebih
berpengaruh pada pergaulan global seperti sekarang ini.
Dan masalah HIV/AIDS di kalangan remaja sangat memprihatinkan
terhadap generasi muda di indonesia. Bahwa penderita AIDS berusia 20-29 tahun
berjumlah 15.305 dari total 43.667 orang. Dengan semakin banyak generasi
muda yang terinfeksi HIV, semakin beresiko nanti kepada keluargan remaja
tersebut karena yang nantinya anaknya juga terlahir dengan HIV. Sebagian besar
anak berusia sepuluh tahun yang terinfeksi HIV tertular oleh ibunya. Penularan
dapat terjadi dalam kandungan, waktu melahirkan atau melalui menyusui.
HIV dan AIDS merupakan salah satu ancaman terbesar terhadap
pembangunan sosial ekonomi, stabilitas dan keamanan pada negara berkembang
termasuk Indonesia. HIV dan AIDS telah menyebabkan kertepurukan masalah sosial
dan ekonomi di tengah resesi dunia ini. Mortalitas yang tinggi di kalangan
pengidap AIDS akan meningkatkan jumlah anak yatim dan piatu. Anak-anak ini akan
menghadapi problema hidup tidak saja dari aspek kesehatan, tetapi juga dari
aspek psikososial dan ekonomi. Dampak sosial adalah sebagian mengalami
keretakan rumah tangga sampai perceraian. Jumlah anak yang terinfeksi HIV, anak
yang terafeksi HIV dan AIDS dan anak yatim serta piatu akan bertambah yang akan
menimbulkan masalah tersendiri. Salah satu efek jangka panjang endemi HIV dan
AIDS yang telah meluas adalah dampak pada indikator demografi.
Karena tingginya proporsi kelompok umur yang lebih muda terkena penyakit yang
membahayakan ini, dapat diperkirakan nantinya akan menurunkan angka harapan
hidup. Karena semakin banyak orang yang diperkirakan hidup dalam jangka waktu
yang lebih pendek, kontribusi yang diharapkan dari mereka pada ekonomi nasional
dan perkembangan sosial menjadi semakin kecil. Hal ini menjadi masalah yang
penting karena hilangnya individu yang terlatih dalam jumlah besar tidak akan
mudah digantikan. Mengingat bahwa HIV lebih banyak menjangkiti orang muda dan
mereka yang berada pada umur produktif epidemi HIV dan AIDS memiliki dampak
yang besar pada ketersediaan dan produktivitas angkatan kerja. HIV lebih banyak
menjangkiti orang muda dan pada umur produktif sehingga epidemi HIV dan AIDS
memiliki dampak yang besar pada ketersediaan dan produktivitas
angkatan kerja.
2. Program pemerintah dalam mengatasi
masalah remaja khususnya di maluku utara.
a.
PIK KRR (Pusat informasi dan konseling kesehatan
reproduksi remaja)
Kegiatan PIK
(pusat informasi dan konseling) merupakan suatu program dari pemerintah yang
dimiliki oleh BKKBN melalui provinsi, kabupaten, kecamatan, desa, perguruan
tinggi ,SMA, SMP, dan SD. Yaitu suatu wadah untuk remaja dalam memeperoleh informasi
dan pelayanan konseli KRR. PIK KRR ini merupakan langkah-langkah operasional
menuju tegar remaja, yaitu remaja yang berperilaku sehat, terhindar dari
resiko TRIAD KRR (seksualitas ,HIV/AIDS,NAPZA), mau menunda usia
pernikahan hingga memasuki usia ideal perkawinan (20 bagi wanita dan 25 bagi
pria), bercita-cita mewujudkan keluarga kcil bahagia sejahtera ,serta mau
menjadi contoh, model, idola, dan sumber informasi bagi teman sebayanya. Dengan
demikian, PIK KRR yang menggunakan endekatan kelompok sebaya, (per group) ini
diyakini mampu secara efektif cegah seks bebas pada remaja.
3.
Fakto-faktor
lain yang mempengaruhi perilaku seks pranikah itu seperti, membaca buku-buku
porno, menonton vedio porno,minuman keras, memakai narkoba, mencuri, berkelahi,
dan tindakan-tindakan kekerasaan lainnya. Ini kanera kurangnya taat pada
nilai-nilai agama, bisa jadi ini adalah motivasi utama remaja dalam melakukan
seks pranikah.
a.
Advokasi
Kegiatan yang ditujukan kepada
pembuat keputusan (decision makers) atau
kebijakan (policy makers) baik di
bidang kesehatan, yang mempunyai pengaruh terhadap publik. Tujuannya adalah
agar para pembuat keputusan mengeluarkan
kebijakaan-kebijakaan yang menguntukan kesehatan publik. Berarti harus
ada kebijakan dari pemerintah mulia dari memusnakan minuman keras, narkoba,
tindakan mencuri, berkelahi dll. Agar menguntukan bagi masyarakat dan individu
pada khususnya.
b.
Kemitraan
Kegiatan yang dilakukan untuk
kerjasama antara pihak kesehatan dan pihak-pihak yang bisa mengatasi tindakan
kekeresaan, minum keras, narkoba, pencurian dll. Agar terjadinya kemitraan (partnership) antara mitranya untuk
mendukung pencapai tujuan penanggulangan pranikah.
c.
Memperkuat
gerakan masyarakat
bahwa kesehatan masyarakat adalah
perwujudan kesehatan kelompok, keluarga, dan individu. Oleh sebab itu
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat akan efektif apabila unsur-unsur yang
ada di masyarakat tersebut bergerak bersama-sama. Tawaraan saya harus adanya
modal sosial di tengan-tengan masyarakat yang di maksud dengan modal sosial adalah kesediaan masyarakat untuk
bersama-sama, menetapkan niat untuk bergandengan tangan menjalin jaringan
kerjasama untuk mencapai cita-cita bersama bukan lagi bergantung pada SDA
(sumber daya alam) dan SDM ( sumber daya manusia).
d.
Keterampilan
individu
Personal skill yang terdiri dari
kelompok, keluarga, dan individu. Harus ada di tenaga-tenaga kesehatan agar
bisa mewujudkan kesehatan kelompok, keluarga, dan individu.harus ada di
tiap-tiap individu semacam, daya tarik, percaya diri, kemampuan atau skill,
kedekatannya, familiarnya dll.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Soekidjo Notoatmodjo. Promosi
Kesehatan & Ilmu Perilaku. PENERBIT RINEKA CIPTA. Jakarta : 2007.
2. Libertus Jehani & Antoro dkk.
2006. Edisi ke-1 Mencegah Tterjerumus Narkoba. Jakarta :
Visimedia
3.
@. Rosalina, Sely. 2008. Pengaruh
Pernikahan Dini Bagi Remaja. Mojokerto @.
http. google.co.id